http://sahabatmarhaen.com/2020/08/31/bupati-dairi-ikuti-diskusi-publik-seminar-konsorsium-permampu/
Audensi ke Dinas P3AP2KB Mengenai Tindak Lanjut Hasil OSS&L
Pengelolaan OSS&L adalah sebuah inovasi dalam rangka pemenuhan dan perlindungan hak kesehatan seksual & reproduksi perempuan, yang bertujuan agar perempuan semua umur, khususnya Perempuan Pedesaan dan Perempuan muda memperoleh akses terhadap paket penguatan kesadaran dan pengetahuan HKSR berupa pendidikan dan pelayanan yang mudah diakses, bermutu, murah, serta mampu menjaga privasi dan kerahasiaan perempuan, yang diselenggarakan dengan berbasis komunitas maupun lembaga, serta melibatkan para pihak yang terlibat sesuai kebutuhan termasuk pelayanan bagi perempuan yang mengalami segala bentuk Kekerasan Terhadap Perempuan (KTP). Inovasi ini lahir dari hasil penelitian Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD) yang dilakukan secara serentak di 16 kabupaten di 8 propinsi di Pulau Sumatera. Ditemukan bahwa penyebab tingginya KTD adalah karena minimnya akses perempuan kepada informasi hak kesehatan seksual dan reproduksi yang mudah diakses, aman dan bermutu.
Pengelolaan OSS&L terselenggara atas kerjasama Pesada dengan Dinas Kesehatan yang dilaksanakan di salah satu Puskesmas di Kabupaten Dairi yaitu Puskesmas Batang Beruh, telah berjalan sekitar 2 tahun, di mana hasil pengelolaan tersebut secara reguler telah didiskusikan langsung dengan Kepala Puskesmas dan Dinas Kesehatan sekaligus merumuskan perbaikan atas rekomendasi dari hasil pengelolaan OSS&L. Salah satu informasi dari pengelolaan OSS&L ini adalah adanya layanan alat kontrasepsi ( implant ) yang tidak tersedia di puskesmas. Oleh pihak Dinas Kesehatan mengatakan untuk pengadaan alat kontrasepsi tersebut harus dikomunikasikan ke Dinas P3AP2KB.
Pada tanggal 3 Juli 2020, PESADA melakukan audensi ke Dinas P3AP2KB terkait pengadaan alat kontrasepsi. Yang dihadiri oleh Bapak Banurea, Ibu Siagian, Ibu Pakpahan, Dinta Solin dan Elpina Sipayung. Bapak Banurea menyampaikan prosedur pengadaan barang ke Puskesmas maupun ke rumah sakit harus ada surat permintaan barang yang diajukan ke P3AP2KB. Apabila laporan pertanggungjawaban persediaan barang belum diserahkan, Dinas P3AP2KB tidak akan mendistribusikan alkon tersebut. Ini merupakan kendala yang sering terjadi sehingga pengadaan barang tidak dapat didistribusikan. Hal diatas perlu diperhatikan oleh pihak – pihak terkait untuk pemenuhan layanan yang bermutu kepada masyarakat.(ES)
Pendidikan pencegahan dan respon cepat penyebaran covid19
Pendidikan pencegahan dan respon cepat penyebaran Covid 19 dilakukan PESADA pada tanggal 6 April 2020 untuk kader pengelola OSS&L dan staf CU Pesada PEREMPUAN yang berjumlah 10 orang dengan narasumber dr. Edison Damanik dari Dinas Kesehatan Kab Dairi . Pendidikan ini bertujuan supaya peserta
- Memahami seluk beluk Covid 19, jenis penularan dan cara pencegahannya.
- Mampu menyampaikan informasi ke keluarga/rumah tangga, kelompok perempuan dan komunitas mengenai point 1 dengan sederhana, menggunakan media-media yang resmi yang telah diadopsi untuk mudah dipahami.
- Mengingat ulang isi pendidikan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan bahasa yang mudah dipahami di kelompok perempuan menghindari penyebaran covid 19.
- Terampil membuat dan menggunakan hand sanitizer dan disinfektan yang sesuai standar Kesehatan.
- Terampil merespon kasus yang berhubungan dengan covid29, merujuk ke layanan Kesehatan dan adanya hotline untuk mempercepat layanan terkait covid19
Dalam proses diskusi peserta mengisi check list penilaian resiko pribadi terkait covid19, dalam penilaian tersebut peserta memilih kegiatan yang dilakukan berpotensi tertular di luar rumah, potensi terlular di dalam rumah dan daya tahan tubuh ( imunitas ). Dari hasil penilaian ini peserta menyadari sangat penting menjaga kebersihan diri dan lingkungan, mencuci tangan apabila menyentuh benda – benda, mandi dan keramas apabila keluar rumah, merendam pakaian, mensosialisasikan check list penilaian resiko pribadi kepada keluarga di rumah supaya tidak tertular, menjaga kesehatan dengan berolahraga dan mengkonsumsi vitamin E dan C. Peserta juga mengetahui bahan – bahan makanan yang meningkatkan kekebalan tubuh. Bahan makanan tersebut banyak tersedia disekitar kita misalnya jambu biji, labu kuning, ubi jalar dan harganya masih terjangkau.
Kedaulatan Pangan Organik Pada Masa Pandemi Covid 19
Bulan Mei 2020, Pesada melakukan kegiatan diskusi dengan topik “Pencegahan & Respon Cepat Covid 19“ pada kelompok kebun keluarga. Mengetahui bahwa mayoritas dampingan Pesada adalah petani, diskusi ini dilakukan di Unit Bahagia Desa Kaban Julu, Unit Ronaria Batu Kapur Desa Karing, dan Unit Kopi Maju Desa Jumateguh, Pesada menilai bahwa topik ini sangat penting untuk diketahui oleh dampingan kelompok kebun keluarga pada masa Covid – 19 ini. Selain bertambahnya pengetahuan pemahaman Covid – 19 serta cara pencegahannya juga memotivasi merubah perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Pesada menyampaikan untuk tetap mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung nilai gizi yang tinggi untuk meningkatkan immunitas. Adapun dampak Covid – 19 yang dirasakan oleh petani saat ini adalah harga produk pertanian yang begitu menurun pada masa Covid -19. Walaupun harga produk pertanian menurun, dampingan tetap semangat untuk menghadapinya bila melihat situasi masyarakat di perkotaan yang begitu terasa dampaknya dibandingkan di desa. Pada kegiatan diskusi ini ada pembagian bibit tanaman bagi kelompok kebun keluarga seperti bibit sawi manis, sawi pahit, kangkung, bayam, jagung manis serta memotivasi untuk menanam umbi – umbian pada masa Covid – 19 adapun tujuan pembagian bibit tanaman tersebut adalah :
- Supaya dampingan tetap giat berkebun memanfaatkan pekarangan yang ada dan mengisi aktivitas selama stay at home bagi yang rentan dampak Covid – 19.
- Supaya peserta mampu menghasilkan produk pertanian sehat dengan mengkonsumsi produk organik selama masa Covid –
- Supaya peserta siap siaga untuk kedaulatan pangan dalam menghadapi Covid-19.
Oleh sebab itu dimasa sulit sekarang Pandemi Covid – 19, salah satu jawaban untuk mengisi kegiatan adalah bertanam dan beternak untuk memastikan kedaulatan pangan terjamin, Pesada akan mendampingi ke kelompok lainnya untuk memastikan kedaulatan pangan tersedia dengan harapan tidak ada satu wargapun yang menderita kelaparan apalagi mati karena kelaparan pada masa Covid – 19. (ESS)
Diskusi Pendidikan Ktitis tentang Pencegahan dan Respon Cepat Penyebaran Covid 19 Di Kota Gunungsitoli dan Nias Barat.
Pelaksanaan diskusi kritis di wilayah Nias khusnya Pencegahan dan respon cepat penyebaran Covid 19 di Kota Gunungsitoli dan Kabupaten Nias Barat berjalan dengan baik dan keaktifan peserta yang antusias.
Kegiatan ini difasilitasi oleh Personil PESADA dan Gugus Tugas penangana Covid 19 di 2 Kabupaten/Kota. Kegiatan ini bertujuan untuk memahami seluk beluk Covid 19, jenis penularan dan cara pencegahannya dan mampu menyampaikan informasi ke keluarga/rumah tangga, kelompok perempuan dan komunitas mengenai point 1 dengan sederhana, menggunakan media-media yang resmi yang telah diadopsi untuk mudah dipahami.
Pendidikan diawali dengan penilaian resiko pribadi melalui panduan pertanyaan yang sudah disediakan oleh fasilitator. Dari hasil penilaian pribadi tersebut maka peserta yang hadir dalam kondisi rendah tertular Covid 19 disebabkan karena sudah mengetahui anjuran dari protokoler kesehatan dan salah satu yang menjadi keluhan adalah menjaga kontak sosial dengan orang lain dan keluarga dekat, tentangga. Dari penjelasan narasumber peserta mengetahui bahwa Virus Corona adalah penyakit jenis baru penyebab gangguan saluran pernapasan. Virus Corona ditularkan saat bicara, batuk dan bersin, sementara bersin bisa menjangkau sampai 4 mtr. Cara penularan melalui :Mata, Hidung dan Mulut, kenapa ini karena memiliki selaput lendir.
Berikut beberapa hal untuk mencegah terinveksi dengan Covid 19 yang perlu di lakukan adalah :
- Mencuci tangan sesering mungkin dengan menggunakan sabu atau hand sanitizer.
- Menggunakan masker saat dirumah dan terlebih lebih diluar rumah.
- Menjaga jarak dengan orang dan tidak bersalaman selama beberapa waktu tertentu.
- Menyediakan disinfektan dan hand sanitizer.
- Kurangin aktifitas di luar kalau tidak berkepentingan
- Jangan mudik,
- Setelah kegiatan maka wajib disinfektan kembali untuk mensterilkan lingkungan termasuk barang dan bawaan
Dari pertemua tersebut salah satu yang dicemaskan oleh peserta antara lain :
- Ketersediaan hand sanitezer atau disinfektan masih belum tersedia dirumah-rumah.
- Ketersediaan pangan dan makanan dirumah
- Kekhawatiran kenaikan harga sembako.
- Kondisi dan ketahanan tubuh semakin berkurang akibat stres, gelisah, takut atas Covid 19.
Salah satu yang dilakukan untuk mencegah Virus Corono adalah menjaga stamina, kondisi tubuh dan konsumsi makanan yang bergizi, konsumsi VCO dan mengikuti aturan protokeler kesehatan RI. Selaian pendidikan mengenai Covid 19 juga peserta memperoleh pengetahuan mengenai cara membuat Disinfektan dan hand sanitizer :
Kegiatan ini sangat disambut baik oleh pemerintah daerah mel;alui gugus tugas penanganan Covid 19 di Kota Gunungsitoli dan Nias Barat karena untuk melakukan pendidikan bukan hanya pemerintah tapi peran serta LSM dan Ormas sangat dibutuhan.
Peserta berterimaskih kepada PESADA atas kegiatan karena mereka mengetahui dan bertambah pengetahuan mereka mengenai Covid 19 dan berjanji akan menjadi akan meneruskan diskusi ini kepada keluarga kelompok dan di desa.(FH)
Advokasi Dana Desa di masa Pandemi Covid 19 oleh PESADA.
Dilaksanakan di desa Pegagan Julu IV Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi pada tanggal 12 Juni 2020.
Desa ini merupakan salah satu desa pemanfaat program HKSR ( Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi ). Ada 2 unit CU Pesada Perempuan yang sudah memiliki SKT ( Surat Keterangan Terdaftar ) dari kepala desa.
Pertemuan ini disambut baik oleh Kepala Desa (Bapak Alexander Sinaga). Peserta 15 orang ( Pr 10 & Lk-lk 5) diantaranya: Aparat Desa, Tomas, Kader Posyandu, Bidan desa dan pengurus Unit CU. beberapa point yang dibahas upaya yang dilakukan pemerintah dimasa pandemi covid 19 yang berkaitan dengan ekonomi, kesehatan dan pendidikan. Berdasarkan dalam diskusi tersebut bahwa pemerintah desa telah melakukan berbagai upaya atas respon cepat & pencegahan Covid – 19 diantaranya merealokasikan dana desa 30% untuk bantuan sosial kepada masyarakat yang belum memperoleh bantuan dari Kabupaten dan Propinsi. Kendala yang ditemukan di lapangan masih adanya masyarakat yang belum memiliki Kartu Keluarga (KK) dan KTP, dimana syarat pertama penerima bantuan harus memiliki identitas tersebut. Untuk memastikan masyarakat memiliki KK & KTP pemerintah memfasilitasin agar memiliki identitas diatas.
Penduduk yang terdaftar 566 Kepala Keluarga diantaranya yang penerima BLT sebanyak 155 KK, BST 55 KK, PKH 105 KK. Proses pendataan penerima bantuan dilakukan dengan musyawarah desa dengan melibatkan tokoh masyarakat, utusan per dusun. Selain itu pemerintah membentuk tim relawan diluar aparat desa dalam rangka mengawasi dan men cek setiap masyarakat yang masuk ke Desa tersebut dalam rangka mengantisipasi penyebaran Covid 19.
Dalam diskusi PESADA menyampaikan capaian program Pesada di desa Pegagan Julu IV & menyampaikan rekomendasi kepada pemerintah untuk menindak lanjutinya termasuk pemenuhan hak hak kelompok rentan ( lansia, disabilitas, perempuan & anak anak) pemulihan yang terdampak Covid 19.
Respon Kepala Desa dari rekomendasi yang disampaikan oleh PESADA bahwa akan menindak lanjuti menjadi program desa, dimana desa juga telah memprogramkan salah satunya adalah diskusi remaja desa yang nantinya akan melibatkan Pesada dan akan dilaksanakan November-Desember 2020, pembuatan kompos alami mengingat desa ini mayoritas mengelola pertanian tanaman muda yang sangat membutuhkan ketersediaan kompos. Selain itu juga untuk sejauh ini upaya yang dilakukan respon atas pendidikan dimana memastikan pendidikan anak anak berjalan kerjasama dengan masing masing kepala dusun, sedangkan untuk pelayanan kesehatan melalui posyandu berjalan seperti biasa dengan tetap menerapkan protokoler kesehatan. Kemudian untuk program penguatan perempuan ke depan akan di programkan pada tahun 2021 dimana tahun 2020 ini anggaran desa lebih mengutamakan realokasi penanganan respon Covid 19 (SS/DS)
PERTANIAN ORGANIK SALAH SATU UPAYA MENGHADAPI DAMPAK COVID-19
Pandem Covid-19 hingga kini masih belum berakhir memberikan dampak buruk dibanyak sektor baik ekonomi maupun pertanian. Harga jual komoditi hasil pertanian mengalami penurunan yang sangat drastis. Salah satu contoh awal pandemi harga cabai rawit dari petani dikisaran Rp 5.000,-. Harga tersebut tidak seimbang dengan biaya produksi yang dikeluarkan, mereka harus membeli saprodi dan pupuk kimia. Jika perkiraan biaya pupuk, saprodi, dan tenaga kerja rasanya tidak setimpal. Jika tidak dipanen, cabainya akan rusak tetapi, jika dipanen biaya panen jauh lebih mahal dibandingkan harga jual. Mungkin bila para petani kembali dengan metode pertanian organik setidaknya biay produski bisa dikurangi dan kesehatan lebih tejamin.
Situasi Covid-19 untuk menjaga stamina tubuh seperti yang disarankan ahli kesehatan kita harus mengkonsumsi bahan pangan yang Beragam Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA) dan juga bebas dari residu kimia sintesis. Oleh sebab itu, Pesada terus memotivasi dampingan untuk tetap menanam sayuran, umbi-ubian, jagung, padi, yang diolah secara organik setidaknya untuk konsumsi kebutuhan keluarga. Sebelumnya Pesada secra rutin mendampingi kelompok pertanian organik di beberapa unit seperti Buluh Tellang, Prongil Julu, Prongil Jehe, Binanga Sitelu, Laembuturen, Kuta Babo dan Pangiringan. Pada bulan Juni ini, memotivasi kembali dampingan dan unit lain untuk pembuatan pupuk organik yang memanfaatkan bahan-bahan yang ada di sekitar tempat tinggal. Beberapa keuntungan yang diperoleh sebagai pelaku pertanian organik yaitu konsumsi pangan sehat karena tidak ada residu kimia dari pupuk kimia dan pestisida, biaya produksi minim karena memanfaatkan bahan-bahan yang di alam dan menyuburkan tanah.
Adapun bahan-bahan untuk pupuk organik yang digunakan berupa kotoran ternak, abu dapur, dedak, daun-daunan, jerami padi, lamtoro, batang pisang, air cucian kopi ateng (pengganti EM4), ataupun bahan-bahan yang tersedia di sekitar ladang. Pada motivasi pertanian organik ini yang dilakuakn di beberapa unit, sangat antusias dan akan menerapkan di lahan masing-masing karena banyak dampingan mempunyai ternak seperti kambing, kerbau, lembu, ayam, dan babi. “Bahan-bahannya sangat banyak di ladang kami, sebelumnya kami tidak tahu cara membuatnya dan kami membeli kompos satu karung Rp 14.000” cerita salah satu dampingan. Di samping motivasi pertanian organik, juga memberikan sosialisasi cara pertanian hidroponik dengan memanfaatkan barang bekas dan membuat di depan rumah atau lahan sempit serta pembagian bibit sayur di setiap kelompok untuk dikembangkan. (NT/MP)
Siaran Pers Konsorsium Permampu
Antisipasi Kesulitan Belajar Online Selama Covid-19, Permampu Kembangkan Program Pendidikan Kritis Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Antisipasi Kesulitan Belajar Online Selama Covid-19, Permampu Kembangkan Program Pendidikan Kritis, https://medan.tribunnews.com/2020/05/03/antisipasi-kesulitan-belajar-online-selama-covid-19-permampu-kembangkan-program-pendidikan-kritis. Editor: Truly Okto Hasudungan Purba
Pendidikan Kritis Untuk Perubahan Perilaku Pandemi Covid 19 Merebak.
Melalui Peringatan Hari Pendidikan Nasional Pesada melaksanakan
Pendidikan Kritis Untuk Perubahan Perilaku
Pandemi Covid 19 Merebak.
Ketika Pandemi Covid 19 merebak, berbagai istilah asing yang menimbulkan kebingungan bagi masyarakat telah menjadi salah satu tantangan untuk dapat mematuhi protocol kesehatan yang dikeluarkan oleh Pemerintah. Hal ini secara langsung dirasakan oleh kelompok perempuan akar rumput dan komunitas di sekitarnya yang menjadi dampingan Permampu. Permampu adalah konsorsium dari 8 LSM Perempuan yang mengadvokasi Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR) Perempuan di 8 propinsi di pulau Sumatera. Sebagai organisasi penguatan perempuan yang bekerja langsung di akar rumput di propinsi Sumatera Utara, Pesada yang merupakan bagian dari Konsorsium Permampu merasa sangat penting & mendesak agar seluruh kelompok perempuan dampingan & keluarga tidak terpapar virus covid & mampu mencegah penyebaran virus.
Oleh karena itu, dibutuhkan sosialisasi yang tidak hanya sekedar menjelaskan arti dari berbagai istilah asing mulai dari lock down, social stancing, physical stancing, epicenter, cluster, red zone, hand sanitizer, disinfectant; tetapi juga berbagai akronim yang membingungkan seperti: ODP, PDP, OTG, dst. Sosialisasi juga diharapkan bukan hanya sekedar memberikan pengetahuan, tetapi sangat diharapkan mampu membawa perubahan kesadaran untuk melakukan perubahan perilaku dalam kehidupan sehari-hari.
Demikian juga halnya dengan perempuan muda dampingan Permampu, serta anggota keluarga mereka. Ketidaksiapan untuk belajar jarak jauh yang begitu tiba-tiba, tantangan untuk belajar dari rumah; sangat diwarnai oleh masalah akses ke media belajar berupa HP, laptop, jaringan internet yang lancar, suasana belajar di rumah, dan kesulitan untuk disiplin mengelola waktu belajar di rumah. Hal ini diperburuk oleh karena media belajar ini juga merupakan media untuk berkomunikasi, untuk pergaulan, dan sebagainya. Secara khusus perempuan muda memperoleh tantangan tersendiri, karena mereka juga bertanggung jawab atas peran domestic, melakukan pekerjaan rumah tangga. Berbeda dengan anak laki-laki; yang lebih bebas keluar rumah, bahkan tidak disiplin dalam mematuhi larangan berkumpul, menggunakan masker, jam malam, dll.
Untuk mengatasinya, Pesada bersama Permampu melaksanakan pendidikan kritis yang merupakan salah satu bentuk dari Pendidikan Seumur Hidup (lifelong learning). Terdapat 4 pilar dalam pendidikan seumur hidup, yaitu: belajar untuk mengetahui dan menguasai sesuatu, melakukan atau menerapkan sesuatu, menjadi seseorang yang percaya diri dan mampu hidup bersama orang lain dengan harmonis[1]. Secara khusus keempat kemampuan ini harus didasari oleh kesadaran kritis yang bukan hafalan atau keyakinan buta semata.
Sehingga mulai April s/d Mei ini, sedang dilakukan pendidikan diskusi kritis untuk sekitar 800an kader, para pihak berkepentingan (stakeholder local) dan pengurus kelompok perempuan dampingan Permampu. Pemahaman mereka dalam memahami seluk beluk virus corona menjadi dasar untuk masuk ke kesadaran baru mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan bahasa yang mudah dipahami. Selama ini kebersihan dan kesehatan belum menjadi sebuah perilaku penting yang menjadi dasar membangun immunitas dan mengatasi segala bentuk wabah.
Pesada sendiri melaksanakan pendidikan kritis kepada kader & anggota kelompok dampingan sekitar 413 orang di Kabupaten Dairi, Pakpak Bharat, Humbang Hasundutan, Medan, Langkat & pulau Nias dari 37 desa kelompok dampingan.
Pengetahuan ini membuat mereka berani dan percaya diri menyampaikan informasi mengenai seluk beluk Covid 19, jenis penularan dan cara pencegahannya di keluarga/rumah tangga dan komunitas dengan sederhana, menggunakan media-media yang resmi yang telah diadopsi untuk mudah dipahami komunitas local, serta terampil membantu upaya-upaya pencegahan penularan virus corona/covid 19; maupun menangani kasus-kasus yang diakibatkan oleh wabah tersebut.
Bahkan bukan hanya untuk dampingan saja, tetapi juga untuk masyarakat di mana mereka hidup bersama. Membangun hotline rujukan, pembuatan massal disinfektan, hand sanitizer, masker, tempat cuci tangan di luar rumah serta aktif terlibat dalam pendataan, serta mendata perempuan yang terdampak Covid. Kegiatan pendidikan kritis ini dilakukan bekerjasama dengan pemerintah lokal desa & Kabupaten sekaligus membuat rencana bersama sebagai tindak lanjut dari diskusi. Dari diskusi kritis beberapa desa menyepakati rencana kegiatan dengan mendata kepentingan masyarakat yang membutuhkan seperti vitamin, masker, sembako dengan pembiayaan dari ADD. Pemerintah desa memberikan apresiasi dan merasa termotivasi untuk mereplikasi model edukasi yang dilakukan oleh Pesada.