Panen Padi Metode SRI (System of Rice Intensification)

Perempuan Petani kelompok Kebun Keluarga Ronaria – Batu Kapur Sidiangkat Kab. Dairi pada hari Selasa,31 Agustus 2021 melakukan panen perdana lahan percontohan padi dengan metode SRI (System’ of Rice Intensification). Di awal masyarakat ada yang memberi komentar “Padi apa yang kau tanam itu, kenapa kamu tanam satu benih setiap lobang, tidak sayang kau melihat tanah mu itu”. Namun seiring waktu tanaman padi mulai berkembang baik, jumlah batang setiap lobang ada mencapai 34 batang, masyarakat yang melihat memberi pujian dan patut menjadi contoh untuk dikembangkan.

.Kelompok “Ronaria” merasa bangga dengan lahan percontohan yang mereka praktekan dan telah melakukan panen perdana . Pada awalnya kelompok ini hanya mencoba dilahan kecil, ternyata hasilnya tidak mengecewakan bahkan lebih bagus dibandingkan penanaman padi yang biasa mereka lakukan. Harapan kelompok semoga penanaman padi SRI tetap dilanjutkan dengan memperluas lahan yang akan ditanam dan dilakukan oleh perempuan petani lainnya serta menjadi product local Harvest di desa dan ilmu ini tetap lanjut. (SES)

PESADA Melakukan Pooling Preferensi Pemilih & Elektabilitas Calon Kepala Desa di Wilayah Kab. Pakpak Bharat Menggunakan Aplikasi Kobo Tools.

Salah satu program PESADA adalah mendorong keterlibatan perempuan dalam pengambilan keputusan dipemerintahan tingkat desa. Program ini diawali dengan penjaringan perempuan potensial yang ada di wilayah dampingan PESADA (anggota CU) yang akan mencalonkan diri sebagai Kepala Desa perempuan di Kab. Pakpak Bharat.

Dalam hal ini ada 6  calon kepala desa perempuan di Kab. Pakpak Bharat yang merupakan dampingan PESADA, nama calon sebagai berikut :

  1. Nurjannh Berampu, desa Tanjung Mulia
  2. Elida Berutu, desa Perolihen
  3. Lasme Berutu, desa Simberuna
  4. Atiasa Manik, desa Pardomuan
  5. Herlinati Berutu, desa Pagindar
  6. Erlina Tumanggor, desa Sabagindar

PESADA turut serta mensukseskan PILKADES serentak di Kab. Pakpak Bharat, sebelum pelaksanaan PILKADES, PESADA melakukan pendidikan politik di wilayah dampingan PESADA dan survey/pooling.

Adapun tujuan Pooling tersebut yaitu:

Tujuan umum:

  1. Memahami preferensi pemilih dalam Pilkades.
  2. Memperoleh gambaran elektabilitas calon kepala desa.
  3. Memberikan masukan untuk pendidikan politik dan penguatan kepemimpinan perempuan.

Tujuan Khusus:

  • Memperoleh gambaran & masukan untuk pengembangan strategi pemenangan calon Kepala Desa Perempuan.

Kategori responden yaitu anggota unit  CU PESADA Perempuan  dan non anggota CU PESADA Perempuan berjumlah 50 orang responden (dewasa/menikah, suami anggota CU dan pemilih pemula).

Pooling dilakukan PESADA bersama SPUK (Suara Perempuan Untuk Keadilan) mulai Minggu I-IV Agustus 2021 di 6 desa.

PESADA & SPUK mendapat rekomendasi dan dukungan dari Dinas PMDPPA (Pemberdayaan Masyarakat Desa perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana) Kab. Pakpak Bharat  untuk melakukan Pooling tersebut. (SS)

Pelatihan Tahap Pertama Tim Solidaritas Sahabat, Pendampingan Anggota CU Pesada PEREMPUAN/Personil Yang Terinfeksi Covid-19

Pada Tanggal 20 Agustus 2021, PESADA melaksanakan kegiatan pelatihan tahap pertama untuk pendampingan anggota CU Pesada PEREMPUAN dan Personil yang terinfeksi Covid-19. Kegiatan ini dilaksanakan melalui semi  virtual (zoom) yang diikuti oleh 86 peserta di 8 titik yaitu Kabupaten Dairi, Pakpak Bharat, Langkat, Humbang Hasundutan, Samosir, Tapanuli Tengah, Nias, Medan & Langkat.

Pandemi Covid-19 saat ini semakin meningkat, PPKM  level 3 telah diberlakukan diseluruh Kabupaten dampingan PESADA di SUMUT. Sementara data menunjukkan bahwa dalam bulan Juli 2021 Indonesia telah kehilangan 24.496 nyawa dengan rata-rata kematian harian di atas 1.000 orang. Data korban virus Covid-19 terbanyak  adalah SUMUT khususnya kota Medan. Data per 12 Agustus untuk SUMUT dapat dilihat dalam lampiran, yang menunjukkan tingginya tingkat kematian selain di Medan, yaitu di Dairi (72), Langkat (58) dan Tapanuli Tengah (42). Untuk kelompok dampingan PESADA per 16 Agustus menunjukkan 30 terpapar, di antaranya 13 isoman, 1 dirawat di  RS, dan 2 telah meninggal.

PESADA mengamati pergerakan data dan prediksi para ahli yang menyatakan kemungkinan peningkatan kasus terinfeksi Covid-19 di luar Jawa & Bali khususnya di SUMUT. Identifikasi masalah di wilayah dampingan menunjukkan masih rendahnya pengetahuan mengenai pencegahan, penularan Covid-19 dan perawatan isoman;  rendahnya kesadaran dan semangat untuk mematuhi prokes maupun melaporkan kasus ke Nakes terdekat, termasuk kuatnya stigma terhadap para penderita; dan masih perlunya advokasi berupa monitoring kualitas layanan kepada para isoman maupun bantuan kepada kelompok rentan. Secara khusus adalah tingginya masalah psikis dan ekonomi yang dialami oleh yang terpapar Covid-19; serta pentingnya desakan untuk alokasi anggaran khususnya Dana Desa kepada para penderita Covid-19 ataupun keluarga mereka.

Untuk itu dibutuhkan gerakan akar rumput yang merupakan perluasan One Stop Servis and Learning ( OSS&L) dan WCC- Sinceritas PESADA yang selama ini relative beku karena mengandalkan layanan tatap muka berbasis Puskesmas dan belum secara proaktif menyentuh masalah Covid-19. Para kader utama, OSS&L dan personil lapang CUB maupun PESADA  dididik tahap pertama untuk siap menjadi Tim Solidaritas  Sahabat untuk mendampingi anggota CU PP maupun keluarganya yang Terinfeksi Covid-19. Modal utama tim ini adalah semangat kerelawanan sesuai nilai-nilai yang dianut PESADA dan CU Pesada PEREMPUAN.

Tujuan dari pertemuan ini adalah:

Agar seluruh Tim Solidaritas Sahabat siap untuk mendampingi dan mengadvokasi anggota CU Pesada PEREMPUAN dan Personil  yang terinfeksi Covid-19 di 10 Kabupaten/Kota dampingan PESADA & CU PP.

Foto ; Narasumber dr. Eva Sinulingga (Kapus Batang Beruh – Sidikalang)

Untuk meningkatkan pengetahuan Tim Solidaritas Sahabat dalam pelatihan menghadirkan 2 narasumber yaitu :

  1. Ibu Kepala Puskesmas Batang Beruh (dr. Eva Sinulingga) dengan topic “Penyegaran pengenalan, pencegahan penularan Covid-19, pentingnya vaksinasi Covid-19 dan prokes.
  2. Ibu Irna Minauli, Psikologi dengan topic Prinsip pendampingan, Keterampilan mendengar dan merespons & Kapan harus merujuk?”

Sehingga hasil yang diharapkan dari pelatihan sehari ini adalah:

Seluruh peserta termotivasi untuk bekerja secara volunteer untuk membantu para anggota CU PP yang terinfeksi Covid-19 di masa pandemic Covid-19 dan memperoleh penyegaran pengetahuan mengenai:

    1. Seluk beluk penularan, pencegahan Covid-19  dan pentingnya vaksinasi;
    2. Memotivasi agar yang terinfeksi tidak takut ke Puskesmas/RS,
    3. Mencegah dan mengatasi stigma.
Foto : Narasumber Irna Minauli, Psikolog (Direktur Minauli Consulting)

Seluruh peserta sadar mengenai:

    1. Kemungkinan dampak psikologis bagi yang terinfeksi Covid-19.
    2. Pentingnya pendampingan psikologis bagi para isoman, khususnya bagi anggota CU PP; dan
    3. mempunyai keterampilan awal mendampingi yang isoman ataupun di RS secara online.

Pelatihan berlangsung dengan  baik hingga selesai, dengan mengikuti  prokes Covid-19. Semoga dengan terbentuknya Tim Solidaritas Sahabat bisa meredakan dan membantu mengurangi  yang terinfeksi Covid-19. (SES)

PESADA  Audiensi ke Dinas Tenaga Kerja, Koperasi, Perindustrian & Perdagangan Kabupaten Samosir

Pada tanggal 18 Agustus 2021 PESADA bersama FKPAR Kab.Samosir audiensi ke Dinas Tenaga Kerja, Koperasi, Perindustrian & Perdagangan Kab.Samosir.  Adapun tujuan audiensi adalah menindaklanjuti usulan program PESADA pada MUSRENBANG RPJMD Tahun 2021 – 2026 yang telah dilaksanakan tanggal 27 Juli 2021 melalui virtual.  PESADA menyampaikan langsung ke OPD terkait yaitu usulan program untuk penguatan perempuan pengrajin tenun Kab. Samosir.

PESADA menyampaikan perkembangan program PESADA di Kabupaten Samosir semester 1 tahun 2021 sbb :  

1. Penguatan Ekonomi Perempuan melalui Credit Union/CU

  • Ada 12 kelompok di 8 desa 4 kecamatan dengan 514 anggota, saham anggota Rp. 634.205.440; dan pinjaman Rp. 642.420.000;

2. Pendampingan kelompok tenun pewarna alami :

Ada 4 kelompok tenun pewarna alami :

  • Kelompok tenun Abdi Sidabagas desa Dos Roha
  • Kelompok tenun Gabe Binanga Borta desa Lumban Suhi-Suhi Toruan
  • Kelompok tenun Angit Nauli desa Lumban Suhi-Suhi Toruan
  • Kelompok tenun Samosir Green desa Pardugul

Ada 127 perempuan penenun yang sudah mengenal dan mampu membuat pewarna alami. Dengan memanfaatkan bahan yang ramah lingkungan disekitar, yang dianggap tidak bermanfaat lagi tetapi bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan warna alami sesuai SDGs Desa point 12 :  “ Konsumsi dan produksi desa yang sadar lingkungan”

a.  Tantangan selama pendampingan kelompok tenun kaitannya penguatan perempuan untuk pengrajin tenun  :

  • Minimnya kapasitas penenun untuk pembuatan gatif yang bernilai adat, menyirat ulos dll.
  • Kualitas tenun, ragam warna alami yang kurang bagus.
  • Kurang kepasitas penenun dalam pemasaran ulos pewarna alami.

b. Rekomendasi ke Dinas Tenaga Kerja, Koperasi, Perindustrian & Perdagangan

  • Peningkatan kapasitas penenun untuk pembuatan gatif yang bernilai adat dengan pewarna alam.
  • Peningkatan kapasitas penenun untuk menyirat ulos
  • Ketrampilan pembuatan serbuk/pastel dengan ragam warna
  • Fasilitasi pemasaran ulos pewarna alami melalui media online/digital

Audiensi berjalan dengan baik dan direspon oleh Bapak Degman Simatupang – KASI Perindustrian, dan menyatakan akan melakukan pendampingan untuk pengrajin tenun semaksimal mungkin, dan usulan program menjadi poin penting dalam Disperindagkop serta akan  difasilitasi dan harapan program tersebut berkesinambungan dan mampu mewujudkan kesejahteraan Perempuan usaha kecil- Mikro/ PUK-M khususnya pengrajin tenun di Kabupaten Samosir. Selain itu Bapak Degman Simatupang mengungkapkan terimakasih untuk PESADA yang selalu konsen pendampingan perempuan pengrajin tenun dan memberi masukan program. (SES)

PESADA  Audiensi ke Dinas Pemberdayaan Perempuan Anak & Masyarakat Desa (DPPA&MD) Kabupaten Samosir

Pada tanggal 18 Agustus 2021 PESADA bersama perwakilan dampingan kelompok perempuan  Kabupaten Samosir melaksanakan audiensi ke Dinas Pemberdayaan Anak & Masyarakat Desa Kab. Samosir. Adapun tujuan audiensi menindaklanjuti usulan program pada saat MUSRENBANG RPJMD Tahun 2021 – 2026 yang telah dilaksanakan tanggal 27 Juli 2021 melalui virtual. PESADA mendiskusikan ke OPD terkait yaitu usulan program untuk penguatan Perempuan khususnya Kab.Samosir ke Dinas Pemberdayaan Perempuan Anak & Masyarakat  Desa. Hal ini mendorong pemerintah Kabupaten Samosir  untuk mengalokasikan anggaran penguatan perempuan. Audiensi ini disambut baik oleh Kepala Dinas bersama staf.

Adapun poin-poin yang disampaikan PESADA sbb :

a. PESADA menyampaikan perkembangan program semester 1 tahun 2021 :

  • Sebaran dampingan PESADA di Kab.Samosir hingga saat ini ada 12 kelompok di 8 desa 4 kecamatan dengan 514 anggota.
  • Pendampingan Women Crisis Center Sinceritas ( Kekerasan terhadap Perempuan) Jumlah kasus ditangani 7 kasus dengan jenis KDRT psikis 5, 1 KTP seksual/cabul, KTAp seksual/cabul 1.
  • Diskusi kritis di kelompok Credit Union/CU mengenai Hak kesehatan seksual dan reproduksi, KTP, HAM/HAP dan UU no.7 /1984 penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan.

b. Tantangan pelaksanaan program di Kab.Samosir kaitannya penguatan perempuan :

  • Jumlah kasus yang didampingi di 7 kasus umumnya penyelesaian kasus dengan adat, didiamkan tanpa mempertimbangkan keadilan bagi korban. Penting meningkatkan perspektif gender bagi Tokoh Adat agar mampu menyelesaikan kasus-kasus Kekerasan Terhadap Perempuan (KTP) dengan mempertimbangkan keadilan bagi korban.

c.  Rekomendasi ke Dinas Pemberdayaan Perempuan Anak & Masyarakat Desa

  • Sosialisasi UU PKDRT, Penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan, dan Hak kesehatan seksual dan reproduksi kepada laki laki, tokoh Adat dan Agama untuk membangun kepekaan gender mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender.
  • Sosialisasi pencegahan perkawinan anak
  • Menyelenggarakan Musrenbang perempuan (Pra Musrenbang) untuk mengidentifikasi masalah masalah khusus perempuan dalam pembangunan.
  • Pendidikan kader masyarakat untuk penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan
  • Mendorong adanya program afirmasi bagi perempuan untuk memiliki asset atas nama perempuan contoh subsidi biaya pengurusan sertifikat tanah, dan quota untuk akses fasilitas PRONA sertifikat tanah.

Kepala Dinas DPPA&MD merespon dengan baik dan menerima rekomendasi dari PESADA menjadi program OPD untuk pembahasan penyusunan Rencana Strategis 5 tahun ke depan, selain itu Kepala Dinas PPA & MD menyampaikan terima kasih kepada PESADA dan akan tetap menjalin kerjasama masukan-masukan untuk pendampingan penguatan perempuan dan anak Kabupaten Samosir.  (SES)

Pelatihan Pembukuan CU Bagi Pengurus Unit Yang Baru Terpilih

Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan. Fungsi dari pembukuan adalah untuk mengetahui setiap transaksi yang dilakukan di dalam suatu lembaga atau koperasi bahwa tidak ada satu transaksi pun yang terlewat atau tidak tercatat. Dalam hal ini dibutuhkan ketelitian untuk melakukan pencatatan. Pencatatan yang teliti dan rapi sangatlah memberikan pengaruh terhadap keberlangsungan usaha yang dijalankan. Dengan mengetahui transaksi apa saja yang ada pada hari itu maka akan diketahui bagaimana distribusi uang pada hari itu, kemana uang itu dikeluarkan dan dari siapa saja uang itu diterima. Pembukuan yang jelas dan rapi akan membangun kepercayaan anggota kepada lembaga tersebut.

Praktek pengisian pembukuan

Dalam hal ini Kopwan Pesada PEREMPUAN melaksanakan Kursus Pembukuan untuk pengurus baru yang telah terlaksana pada tanggal 16 – 22 Juni 2021. Kursus ini diikuti oleh pengurus baru dari wilayah Siempat Nempu, Rantebesi, Sumbul dan Sidikalang. Melalui kursus ini pengurus baru sudah mulai memahami praktek pencatatan mulai dari Slip Uang Masuk, Slip Uang Keluar, Daftar Uang Masuk, Daftar Uang Keluar dan Buku Kas. Serta pencatatan pembulatan angka ke bawah dan ke atas. Peserta sangat serius dan antusias dilihat dari hasil praktek pembukuan dapat dilakukan sampai pengisian buku kas. #KopwanCUPP

Pengurus unit Wilayah Sidikalang dan Sumbul
Pengurus unit Wilayah Siempat Nempu Hilir
Pengurus unit Wilayah Siempat Nempu Hilir
Pengurus unit Wilayah Rante Besi

 

 

Pelatihan “Keamanan Pangan” Sebagai Pedoman Pemberian Sertifikat  Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SPP-IRT)

PESADA pada tanggal 17 Juni 2021 mengadakan Pelatihan “Keamanan Pangan” untuk kelompok dampingan di Wilayah Nias Utara. Kegiatan ini difasilitasi oleh Dinas kesehatan Kab. Nias Utara. Salah satu syarat yang harus dilakukan agar dapat memperoleh Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SPP-IRT).

Dalam pedoman pemberian Sertifikat  Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SPP-IRT) disebutkan bahwa syarat pengurusan P-IRT adalah bila makanan yang diproduksi itu tahan lebih dari 7 hari.  Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tnagga (SPP-IRT) adalah jaminan tertulis yang diberikan oleh Bupati/walikota terhadap pangan produksi IRTP dalam rangka peredaran Pangan Produksi IRTP.

Masa berlaku SPP-IRT berlaku selama 5 tahun dan dapat diperpanjang selama memenuhi persyaratan. Masa berlaku juga dapat berakhir bila pangan yang diproduksi oleh Industri Rumah Tangga tersebut dilarang diedarkan.

Setelah selesai pelatihan keamanan pangan dilanjutkan dengan meninjau proses pembuatan VCO mulai dari awal hingga selesai.  Semoga ilmu yang diperoleh dapat diaplikasikan. (BP)

Pertemuan Reguler Forum Tokoh Adat & Agama Kabupaten Humbang Hasundutan

Para Peserta Pertemuan Tokoh Adat & Agama

Peran para tokoh agama dan tokoh adat di Kabupaten Humbang Hasundutan sangat penting dalam membina berjalannya norma adat dalam kehidupan sosial budaya masyarakat khususnya Batak Toba. Norma adat menjadi pegangan bagi masyarakat adat dalam relasi kekerabatan dalam komunitas dan secara tidak langsung berpengaruh terhadap cara pandang masyarakat dalam kehidupan demokrasi politik dan ekonomi. Dalam praktiknya norma adat Batak Toba yang patrilineal memberikan keistimewaan bagi laki-laki dibanding perempuan dalam akses, partisipasi dan kontrol terhadap sumberdaya. Perempuan sebagai anggota masyarakat adat ternyata masih juga sering mengalami diskriminasi gender dan kekerasan terhadap perempuan

Dalam konteks demokrasi, diskriminasi gender terhadap kepemimpinan perempuan di berbagai level dan arena masih terus terjadi. Tingkat keterwakilan perempuan di arena kepemimpinan politik, struktur adat & lembaga agama, dan posisi strategis di dalam lembaga ekonomi masih sangat rendah. Jika pun ada kandidat perempuan yang berani maju dalam proses pemilihan, mereka ternyata masih sering terhambat oleh pandangan adat yang mengutamakan marga yang sama, mesti laki-laki, sudah menikah dan juga masalah politik uang.

Mulai tahun 2015, PESADA telah mulai melibatkan para tokoh adat dan agama dalam memperjuangkan perlindungan perempuan korban kekerasan dan pemenuhan Hak Kesehatan Seksual & Reproduksi (HKSR) Perempuan. Pembentukan forum multi stakeholder dari unsur tokoh adat & agama menjadi mitra strategis dalam mendukung upaya pencapaian program PESADA di Humbang Hasundutan.  Forum ini menjadi wadah untuk menumbuhkan dukungan tokoh adat & agama melalui diskusi kritis, penanganan kasus, dan pendidikan publik terkait masalah perempuan di berbagai bidang.

Para Peserta Pertemuan Tokoh Adat & Agama

Untuk menggiatkan kembali forum tokoh adat & agama di Humbang Hasundutan yang sempat vakum akibat kebijakan pembatasan sosial pandemic Covid-19, PESADA memfasilitasi Diskusi kritis bagi tokoh Adat & Agama daerah dampingan PESADA pada hari  Rabu, 09 Juni 2021, di hadiri oleh 21 orang, (15 pr,6 lk)  di Talbak coffee –  Sirisirisi. PESADA memfokuskan tentang issu gender dalam kepemimpinan perempuan. Issu ini menjadi relevan menjadi topik mengingat pentingnya meningkatkan kepemimpinan perempuan dalam Pemilihan Kepala Desa yang akan dilaksanakan pada tahun 2021.

Adapun tujuan pertemuan tersebut adalah :

  • Peserta memahami hak-hak politik perempuan dan kepemimpinan perempuan.
  • Peserta menyadari akar masalah diskriminasi gender dalam nilai-nilai adat terhadap kepemimpinan perempuan.
  • Forum tokoh adat & agama memiliki perspektif gender dan semakin aktif mendukung kepemimpinan perempuan dan penanganan kasus-kasus KtP di Humbang Hasundutan

 

Narasumber

Pada pertemuan ini, PESADA menghadirkan 4  perempuan potensial dampingan PESADA sebagai narasumber yang menyampaikan pengalaman, hambatan, peluang masing-masing serta menyampaikan harapan kedepan kepada tokoh agama  dan adat.

Kegiatan berjalan dengan baik  dengan menerapkan protokol kesehatan, peserta Tokoh Adat & Agama merespon aktif dalam menyampaikan pendapat. Diskusi kritis ini diharapkan dapat meningkatkan perspektif gender dan tumbuhnya dukungan terhadap upaya peningkatan partisipasi & keterwakilan perempuan di berbagai level. (SS)

Pengembangan Penanaman Padi Metode S.R.I. (System of Rice Intensification)

Pembuatan Kompos Organik

Pengembangan Penanaman padi dengan metode S.R.I (System of Rice Intensification), untuk saat ini adalah metode penanaman yang langkah dilakukan oleh petani oleh sebab itu PESADA bersama kelompok perempuan yang didampingi pekerjaan sebagai petani. Pengembangan pertanian melalui kelompok kebun keluarga sebagai sumber pangan keluarga seperti sayuran, bumbu dll dengan perawatan tanaman ramah lingkungan, selain itu petani perempuan memperoleh pengetahuan bagiamana proses penanaman  padi dengan metode SRI.

Sebelum penanaman padi PESADA bersama anggota kelompok perempuan mempraktekkan pembuatan kompos ramah lingkungan/organik, pembuatan bokashi yaitu kompos organic dan pestisida cair dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada di sekitar lingkungan yang tidak bermanfaat dan mengandung zat pupuk tanaman.

Penyediaan bibit padi

Penanaman padi dengan metode S.R.I. adalah teknik budidaya padi yang mampu meningkatkan produktivitas padi dengan cara mengubah pengelolaan tanaman, tanah, air, dan unsur hara.

Keuntungan penanaman padi metode SRI adalah tanaman hemat air, hemat biaya benih, hemat waktu karena panen lebih awal, produksi bisa meningkat.

Oleh Sebab itu PESADA bersama Dampingan kelompok Kebun Keluarga “ Ronaria” desa Batu Kapur – Karing Kab.Dairi mempraktekkan  penanaman padi dengan metode S.R.I. Dalam kegiatan ini, petani perempuan dengan semangat dan aktif mengikuti diskusi ini yang dilaksanakan pada tanggal 23 Mei 2021, peserta diikuti oleh 20 orang petani perempuan dan diharapkan kelompok lain menerapkan penanaman padi dengan metode SRI banyak di minati oleh petani perempuan lainnya. (SS)

Penanaman padi metode SRI

Diskusi Kritis Reguler Tokoh Adat & Tokoh Agama Kabupaten Pakpak Bharat Untuk “Penguatan Perspektif dan Keberpihakan Kepada Perempuan”

Mulai tahun 2015, PESADA telah mulai melibatkan para tokoh adat dan agama dalam pelaksanaan program.  Pelibatan para tokoh sebagai pendukung dalam pencapaian program di wilayah dampingan PESADA. Bentuk pelibatan para tokoh sangat bervariasi, sesuai dengan kebutuhan lokal.  Mereka mulai terlibat dalam aktifitas untuk pemenuhan hak-hak perempuan melalui advokasi kebijakan pemerintah, terlibat dalam mediasi kasus dan merujuk kasus kekerasan terhadap perempuan yang terjadi di desa masing-masing.

Kamis, 27 Mei 2021 PESADA melaksanakan kegiatan diskusi dengan Tokoh Adat & Tokoh Agama wilayah Kab. Pakpak Bharat di Balenta Desa Traju.

Pertemuan tersebut dihadiri dengan peserta 17 orang (perempuan 12 & laki-laki 5). Kegiatan pertemuan ini bertujuan untuk penguatan perspektif para tokoh dalam memahami hak-hak politik perempuan khususnya dalam kepemimpinan perempuan dan melakukan advokasi melalui lembaga agama dan adat serta pemerintah desa agar mendukung dengan menerima kepemimpinan perempuan. Khusus di kabupaten Pakpak Bharat akan melakukan PILKADES serentak sehingga pentingnya pemahaman bersama mengenai dukungan Tokoh Adat & Agama terhadap perempuan  menjadi kepala desa. Dalam diskusi tersebut Tokoh Adat & Agama memahami bersama mengenai HAM, HAP, prinsip-prinsipnya dan UU no.7/1984 ttg penghapusan diskriminasi termasuk Hak-hak perempuan pedesaan. (SS,JB)