Tulisan
Mengolah Sampah Organik Menjadi Eco Enzyme Bersama Petani Perempuan
Salah satu ciri-ciri seorang petani sukses adalah rajin dan mampu memanfaatkan sumber daya alam yang ada tanpa merusak lingkungan tetapi memanfaatkan semaksimal mungkin hingga produk pertanian memuaskan dan meminimalkan biaya untuk usaha tani.
Sumber daya alam terdapat disekitar lingkungan petani salah satunya produk pertanian yang tidak layak jual/tidak laku sehingga produk tersebut bisa dikelola menghasilkan pupuk salah satunya Eco Enzyme. Setiap hari Rabu dan Sabtu adalah hari pasar di Sidikalang, setelah berakhirnya pasar maka daerah pasar Sidikalang banyak produk pertanian yang tidak terjual, yang dibiarkan oleh pedagang begitu saja yang mengotori dan aroma busuk sekitar pasar Sidikalang. Ada sebagian masyarakat menganggap kalau sampah tersebut tidak berguna lagi tetapi PESADA memperhatikan dan memanfaatkan produk tani yang tidak terjual tersebut diolah kembali supaya berguna. PESADA bersama anggota kelompok dampingan di unit Kopi Maju dan unit Sahata Desa Juma Teguh Kab. Dairi memanfaatkan dan mengolahnya menjadi Eco Enzyme. Praktek pembuatan Eco Enzyme ini dilakukan pada tanggal 01 September 2022.
Secara umum petani perempuan tidak mengenal seperti apa Eco Enzyme tersebut. Petani perempuan mengeluh harga pupuk kimia yang semakin tinggi, juga sulit didapatkan dan pupuk subsidi tidak sesuai pembagian sehingga tidak mencukupi perawatan tanaman yang sedang di tanam. Oleh sebab itu PESADA memotivasi petani perempuan untuk bisa mengatasi persoalan tersebut dengan memanfaatkan sisa atau limbah organik untuk diolah menjadi pupuk organik dan memotivasi untuk menanam bibit lokal.
PESADA bersama dampingan perempuan petani melaksanakan praktek pembuatan eco enzyme melalui kelompok kebun keluarga di desa Kabupaten Dairi. Eco Enzyme adalah pemanfaatan limbah organik (buah/sayur) yang di fermentasikan dengan gula aren, air dalam sebuah ember atau tank dan didiamkan selama kurun waktu 3 bulan sehingga menghasilkan larutan aktif. Untuk penggunaannya sebagai pupuk organik cair, yaitu dengan cara mengencerkan 30 ml larutan Eco Enzyme ke dalam 2 liter air, kemudian disemprotkan pada tanaman selain itu sisa penyaringan atau ampasnya bisa digunakan sebagai pupuk kompos.
Kita dapat membuat Eco Enzyme dengan bahan-bahan yang mudah didapat dengan harga murah dan pembuatannya juga lebih mudah dengan perbandingan (rasio) 1:3:10. Perbandingan 1: 3: 10 yang harus selalu diingat untuk membuat Eco Enzyme.
“Apa itu rasio 1: 3: 10 ? 1 yaitu gula (1 kg), 3 yaitu bahan organik (3 kg), dan 10 yaitu air (10 liter). Semua bahan yang digunakan tergantung wadah yang disiapkan.
Bahan-bahan yang diperlukan pengolahan Eco Enzyme, bahan organik berupa kulit buah, sisa-sisa sayuran dan bahan lainnya, tetapi jangan keras contohnya biji salak dan kulitnya, gula merah atau gula aren, atau molase (tetes tebuh) dan air. Setelah semua bahan dipersiapkan lalu ditimbang.
Pada saat melakukan praktek di kelompok dampingan, wadah yang disiapkan drum kapasitas 200 liter. Sehingga bahan yang dibutuhkan sesuai rasionya, gula merah atau gula aren, atau molase (tetes tebuh) sebanyak 12 Kg, bahan organik sebanyak 36 kg, dan air 120 liter.
Setelah semua bahan dipersiapkan dan ditimbang memulai langkah pertama dengan memasukan air ke dalam wadah lalu menambahkan molase (tetes tebu) kemudian dimasukkan ke dalam wadah yang telah berisi air, aduk terlebih dahulu air dan molasenya hingga tercampur dengan rata. Setelah merata, langkah selanjutnya memasukkan bahan organik yang sebelumnya telah dicuci bersih dan dipotong kecil-kecil. Selanjutnya diaduk dan ditutup rapat diamkan selama 3 bulan agar terjadi fermentasi.
Selama berlangsungnya proses fermentasi akan dihasilkan alkohol pada bulan pertama, dilanjutkan cuka atau asam asetat pada bulan kedua kemudian enzim pada bulan ketiga. Dua minggu pertama, proses fermentasi akan membentuk gas dengan konsentrasi yang cukup tinggi, oleh sebab itu sebisa mungkin untuk membuka penutup wadah sejenak, dan menutupnya kembali setelah gas berkurang. Apabila pembentukan gas sudah berkurang, wadah cukup dibuka-tutup seminggu sekali. Panen bisa dilakukan setelah fermentasi berusia 3 bulan, dan ditandai dengan larutan berubah menjadi coklat keruh dan beraroma asam manis yang kuat. Cara pemanenannya adalah dengan menyaring cairan dari drum dengan kain, lalu kita pindahkan ke dalam wadah atau botol-botol penyimpanan dan ditutup rapat. Penyimpanannya sendiri sebaiknya pada tempat dengan suhu ruangan dan ditempatkan pada area yang teduh atau tidak terkena sinar matahari secara langsung, sehingga Eco Enzyme dapat disimpan dalam waktu yang sangat lama. Pada proses pembuatan Eco Enzyme, wadah tertutup yang digunakan tidak boleh berbahan dasar kaca, sebab sangat rawan pecah akibat aktivitas mikroba fermentasi.
Indikator Eco-Enzim Bereaksi dengan baik:
- Warna nya cerah sesuai dengan bahan yang kita gunakan. Namun warna ini akan sangat berbeda antara satu dengan yang lainnya. Tergantung dengan bahan yang kita gunakan. Bahkan jika bahan yang digunakan sudah sama namun micro organisme yang berbeda akan menyebabkan warna yang berbeda.
- Aroma nya sesuai dengan bahan (tidak berbau busuk)
- Ada jamur putih. Kalau jamurnya hitam berarti gagal, dan kita harus segera memulihkannya dengan cara menambahkan gula kedalam wadah sesuai takaran semula.
- Setiap hari dalam bulan pertama sebaiknya dibuka untuk mengeluarkan gas. Pada saat membuka tempat Eco-Enzyme, jika ada bahan yang tidak tenggelam maka dapat kita aduk dan tekan bahan hingga tenggelam ke dalam air.
Manfaat Eco Enzym Untuk Pertanian
Berikut merupakan beberapa manfaat cairan eco-enzim
1.Sebagai Cairan Pembersih
2. Pupuk tanaman
Eco-enzyme berguna untuk menyuburkan tanah dan tanaman, menghilangkan hama, dan meningkatkan kualitas dan rasa buah dan sayuran yang kamu tanam. Aplikasi: campurkan 30 ml Eco Enzyme ke dalam 2 liter air. Masukkan campuran larutan air dan Eco Enzyme ini kedalam botol semprot dan semprotkan ke tanah di sekitar tanamanmu atau langsung ke tanamanmu kalau tanamanmu terkontaminasi oleh hama.
side note: Jangan gunakan 100% larutan Eco Enzyme ke tanah atau tanamanmu karena akan membuat tanah asam dan “membakar” tanamanmu.
3 . Pengusir hama
Eco-Enzyme sangat efektif untuk mengusir hama tanaman seperti anggrek dan sayu-sayuran bahkan hama atau hewan yang mengganggu di sekitar rumah, seperti kecoa, semut, lalat, nyamuk, dan serangga lainnya. Aplikasi: campurkan 15 ml Eco Enzyme ke dalam 500 ml air. Masukkan campuran larutan air dan Eco Enzyme ini kedalam botol semprot dan semprotkan ke area yang kamu targetkan untuk bebas hama
4. Melestarikan lingkungan
Larutan pembersih komersial yang ada sekarang sering kali mengandung berbagai jenis senyawa kimia seperti fosfat, nitrat, amonia, klorin dan senyawa lain yang berpotensi mencemari udara, tanah, air tanah, sungai dan laut. Penggunaan Eco Enzyme sebagai larutan pembersih alami berkontribusi menjaga lingkungan bumi kita.
Semoga praktek pembuatan Eco Enzyme berhasil dan memberi manfaat secara khusus untuk pertanian. (SES/MP).
Sumber : http://cybex.pertanian.go.id/artikel/99138/pemanfaatan-eco-enzym-untuk-pertanian/