Newsletter subscribe

Berita

Selamat Hari Tani Buat Dampingan PESADA

Posted: September 29, 2020 at 4:53 pm   /   by   /   comments (0)

Pengembangan Kedaulatan Pangan Keluarga Pada Masa Covid- 19

Melihat dampak dari wabah Covid – 19 ini banyak dampingan PESADA yang mengalihkan pekerjaan menjadi petani seperti usaha  penjahit, penenun, usaha kantin sekolah, usaha fotocopy, jajanan  dan usaha lainnya hingga saat ini focus dengan menanam tanaman palawija  dengan memanfaatkan lahan sekitar lingkungan ataupun bertanam metode hidroponik minimal terpenuhinya pangan keluarga yang tinggal di kota ataupun pinggir kota.

Dampingan PESADA mayoritas petani dengan bertani dapat memenuhi kebutuhan keluarga, pendidikan anak, adat, serta biaya lainnya. Dampingan PESADA yang tinggal di desa tetap bertani padi, kopi, cabe, coklat, kemiri, jeruk dan jagung  serta tanaman musiman seperti buah rambutan, durian, jengkol, petai dll dimana proses pengolahan product pertanian ini membutuhkan waktu yang lama.

Peta pertanian dampingan PESADA adalah :

Pada Masa Covid-19, PESADA mendampingi Petani dengan

  1. Memotivasi  untuk persediaan pangan  :  Sesuai taksiran hingga saat ini bahwa kita tidak tahu   kapan Covid-19 berakhir, oleh sebab itu kita harus waspada dan mempersiapkan diri untuk kedaulatan pangan.
  2. Berdasarkan dampak  ekonomi yang terjadi pada kita seperti tingkat penghasilan menurun, tetapi kita harus mengkonsumsi B2SA, oleh sebab itu kita perlu melakukannya tanpa ada pengeluaran yaitu dari alam kembali ke alam.
  3. Peserta mampu menghasilkan produk pertanian organic yang sehat pada masa pandemic Covid-19.
  4. Memastikan peserta terpenuhinya/tersedia kedaulatan pangan untuk keluarga dan desa.

Dengan tujuan tersebut  PESADA bersama dampingan  Kelompok Kebun Keluarga

untuk pembuatan bokasi dengan bahan  sebagai berikut

  • Kotoran ternak (babi, ayam, kerbau, kambing)
  • Dedak / sekam padi
  • Daun jagung yang sudah tua, daun-daunan muda, daun bamboo yang sudah tua, daun sirisi-risi
  • Batang pisang, lamtoro, bunga matahari liar (sipaet-paet)
  • Gula merah atau gula pasir 1 kg, kulit coklat, kopi.
  • EM4 (pencucian kopi ateng ) 10 ember

 

Peralatan yang dibutuhkan :

  • Terpal untuk menutup bokasi agar terhindar langsung dari matahari dan hujan
  • Parang untuk mencincang daun- daunan
  • Cangkul atau sekop untuk mencampur / mengaduk bahan-bahan
  • Telenan kayu untuk alas mencincang daun-daunan.

Cara pembuatan pupuk bokasi :

  • Menyediakan tempat pembuatan bokasi
  • Semua daun-daunan & bahan lainnya di cincang
  • Semua bahan dicampur dan diaduk hingga rata
  • Siramkan EM4 ( pencucian kopi ateng yang pertama) sambil dilakukan pengadukan
  • Setelah semua bahan tercampur, tutup dengan plastic untuk menghindari sinar matahari langsung dan air hujan.
  • Dilakukan pengadukan 2 kali dalam seminggu dan disiramkan EM4 secukupnya untuk mendapatkan hasil yang baik dan mempercepat pembusukan. Kurang lebih 1 bulan kompos sudah dapat dipergunakan ke lahan apabila suhunya telah stabil.

Keterangan dari bahan  :

  • Bahan tanaman lamtoro : mengandung SP 36 berfungsi untuk mempercepat batang & buah tanaman.
  • Bunga matahari liar (sipaet-paet) : mengandung urea berfungsi untuk  daun tanaman
  • Batang jagung, daun bamboo yang sudah kering: mengandung KCL berfungsi untuk merangsang batang
  • Air cucian kopi pengganti EM 4

 

Bahan-bahan yang kita butuhkan di atas adalah ada dan kita dapatkan di sekitar lingkungan daerah dampingan petani yang mudah kita manfaatkan dan proses pengolahannya juga mudah hanya dituntut  kemauan dan keinginan petani untuk maju,

Pada masa Covid-19 ini Petani melalui kelompok kebun keluarga bersungguh-sungguh untuk pembuatan bokashi tersebut dengan taksiran ±500 – 1.000 kg  dengan target minimal tersedianya bokashi untuk tanaman sendiri dan jika lebih akan menambah pendapatan kelompok kebun keluarga.(ES)